Senin, 23 September 2013

TUGAS TELAAH ISI KURIKULUM KIMIA SEKOLAH


TUGAS TELAAH ISI KURIKULUM KIMIA SEKOLAH



Disusun Oleh :
Kelompok 3
Yuniar Pandegirot
Fersi Silom
Yuliana Lesawengen
Gifen Piara
Kelas : A


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO


DEFINISI
·         Fakta :
Fakta (bahasa latin : factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Fakta seringkali diyakini orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah melaporkan pengalaman orang lain sesungguhnya.  Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif dan dapat dilakukan  verifikasi oleh siapapun.
Fakta ilmiah sering dipahami sebagai suatu entitas yang ada dalam suatu struktur sosial atau kepercayaan, akreditasi, dan praktik individual yang kompleks.
·         Konsep
Konsep dapat dipahami sebagai gambaran umum dari suatu ide atau gagasan dari sistem penalaran. Biasanya gambaran umum itu sifatnya abstrak. Dalam sistem penalaran, kita harus memberikan batas atau ruang lingkup agar jelas berbeda sesuatu dengan yang lain, baik bentuk, sifat atau material dari ide atau gagasan tersebut.
·         Prinsip
Prinsip dapat dipahami sebagai ketentuan yang harus ada atau  harus dijalankan. Atau boleh juga dan dapat berarti suatu aturan umum yang dijadikan sebagai panduan. Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman) bertindak, bisa saja sebagai acuan proses dan dapat pula sebagai target capaian. Prinsip biasanya mengandung hukum causalitas atau hubungan sebab  dan akibat.









PRINSIP :
KADAR ZAT
Hasil Teoritis dan Hasil Presentase
Hasil teoritis dari suatu hasil merupakan hasil maksimum yang mungkin dapat diperoleh jika reaktan hanya  menghasilkan senyawa tersebut tanpa adanya reaksi samping. Hasil reaksi ini diperoleh dengan menggunakan persamaan reaksi yang terjadi pada reaksi ini dan menghitung jumlah hasil reaksi yang terbentuk dari jumlah reaktan yang diketahui.
Hasil presentase adalah ukuran efisiensi suatu reaksi dan disebut sebagai :
Konsentrasi Molar
Konsentrasi molar  atau molaritas dengan simbol M, adalah suatu istilah yang berkaitan dengan stoikiometri suatu reaksi dalam larutan. Molaritas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
FAKTA :
PERHITUNGAN KIMIA
Perhitungan Berdasarkan Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi dapat diartikan bermacam-macam. Sebagai contoh dapat kita ambil pembakaran etanol C2H5OH, alkohol yang dicampur dengan bensin dalam bahan bakar yang disebut gasohol.
C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O
Pada tingkat molekul yang submikroskopik, kita dapat memandang reaksi tersebut sebagai reaksi antara molekul-molekul individu.
1 molekul C2H5OH + 3 molekul O2 → 2 molekul CO2 + 3 molekul H2O
Perbandingan antara atom suatu unsur yang digunakan untuk membentuk suatu senyawa sama dengan perbandingan jumlah molekul atom yang dugunakan. Perbandingan atom dan perbandingan molekul adalah sama (identik).
Cara ini dapat digunakan untuk reaksi kimia. Perbandingan antara molekul yan bereaksi atau yang terbentuk sama dengan perbandingan antara mol dari zat
tersebut yang bereaksi atau yang terbentuk. Jadi untuk pembakaran etanol, dapat ditulis;
1 mol C2H5OH + 3 mol O2 → 2 mol CO2 + 3 mol H2O
Reaksi ini tidak selalu dimulai dari 1 mol C2H5OH. Jika dibakar 2 molekul etanol, maka:
2 mol C2H5OH + 6 mol O2 → 4 mol CO2 + 6 mol H2O
Dengan demikian kita dapat mereaksikan etanol sebanyak yang kita inginkan. Akan tetapi, selalu djumpai bahwa satu molekul C2H5OH membutuhkan tiga kali lebih banyak molekul
O2 dan setiap satu molekul C2H5OH yang dipakai terbentuk 2 molekul CO2 dan 3 molekul H2O.

KONSEP :
·        PEREAKSI PEMBATAS
Pada saat melakukan reaksi kimia, tidak selalu jumlah yang direaksikan sesuai dengan jumlah stoikiometri, yang artinya, Menentukan jumlah yang proporsional  dengan persamaan reaksi yang setimbang.
Reaktan yang habis pertama kali disebut pereaksi pembatas, artinya jumlah maksimum produk yang dihasilkan bergantung seberapa banyak reaktan semula.
Ketika reaktan yang digunakan semula habis, maka tidak akan lagi dibentuk produk. Pereaksi berlebih adalah reaktan yang disediakan secara kuantitatif lebih besar dari pada yang seharusnya bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas.
Dalam perhitungan stoikiometri yang melibatkan pereaksi pembatas, langkah pertama adalah tentukan reaktan mana yang digunakan sebagai pereaksi pembatas. Kemudian pereaksi pembatas yang telah diidentifikasi, diselesaikan sebagaimana dalam penentuan jumlah reaktan dan produk dalam penjelasan sebelumnya.
Perhitungan reaktan pembatas yang digunakan dalam suatu reaksi :
Jika kita mereaksikan senyawa kimia, biasanya kita tidak memperhatikan beberapa jumlah reaktan yang tepat supaya tidak terjadi kelebihan reaktan-reaktan tersebut. Sering terjadi, satu atau lebih reaktan berlebih dan apabila hal ini terjadi, maka suatu reaktan sudah habis digunakan sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol H2 dan 1 mol O2 dicampur  dan terjadi reaksi dengan persamaan reaksinya :
2H2 + O2 → 2H2O
Koefisien reaksi itu mengatakan bahwa dalam persamaan tersebut 1 mol O2 akan mampu bereaksi seluruhnya karena kita mempunyai lebih dari mol H2 yang diperlukan. Dengan kata lain, terdapat lebih dari cukup H2  untuk bereaksi sempurna dengan semua O2. Kenyataannya, karena kita memula dengan 5 mol H2, kita dapat mengharapkan bahwa ketika reaksi selesai, ada 3 mol H2 yang tersisa tanpa bereaksi.
Dalam contoh ini, O2 diacu sebagai reaktan pembatas karena apabila habis, tidak ada reaksi lebih lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi produk (H2O) dapat terbentuk. Apabila dikatan dengan cara lain, dalam campuran khusus 1 mol O2 dan 5 mol H2, banyaknya O2 inilah yang membatasi banyaknya H2O yang dapat terbentuk.
Dalam memecahkan soal “reaktan pembatas” , kita harus mengenali mana yang merupakan reaktan pembatas. Kemudian, kita hitung banyaknya produk yang terbentuk yang didasarkan pada banyaknya reaktan pembatas yang tersedia, seperti ditunjukkan dalam contoh berikut.

Soal :
Seng dan belerang direaksikan membentuk seng sulfida, suatu zat yang digunakan untuk melapisi permukaan bagian dalam tabung monitor TV. Persamaan reaksinya adalah :
Zn + S → ZnS
Dalam percobaan, 12,0 g Zn dicampur dengan 6,50 g S dan dibiarkan bereaksi :
a.    Mana yang merupakan reaktan pembatas ?
b.    Berapa gram ZnS yang terbentuk, berdasarkan reaktan pembatasan yang ada dalam campuran ?
c.    Berapa gram sisa reaktan yang lain, yang akan tetap tidak bereaksi dalam eksperimen ini ?
Analisis :
(a). Untuk mengetahui reaktan pembatas, kita pilih satu reaktan dan hitung jumlah reaktan lain yang dibutuhkan agar reaksi terjadi. Kemudian kita bandingkan jumlah yang dibutuhkan dan jumlah yang tersedia. Setelah dihitung (perhitungan dapat dilihat pada bagian “jawaban”), diperoleh Zn sebagai reaktan pembatas.
(b). Setelah diketahui jumlah reaktan pembatas yang dibutuhkan, kita dapat menggunakannya untuk menghitung hasil reaksi yang akan diperoleh (perhitungan ini adalah perhitungan stoikiometri umum yang telah kita pelajari).
(c). Setelah seng diketahui sebagai reaktan pembatas, maka harus tersisa belerang yang berlebih setelah reaksi selesai. Berdasarkan perhitungan jumlah seng yang tersedia, maka dapat kita hitung jumlah belerang yang akan bereaksi. Perbedaan jumlah belerang yang tersedia dengan jumlah yang digunakan merupakan jumlah belerang sisa yang tidak terpakai.
Penyelesaian :
(a). Untuk memudahkan perhitungan (perhitungan secara stoikiometri), sebaiknya perhitungannya dalam mol. Dengan demikian, jumlah gram setiap reaktan diubah menjadi mol.
Sekarang ambil salah satu reaktan dan hitung berapa jumlah reaktan lainnya agar reaksinya terjadi. Tidak menjadi masalah rekatan mana yang akan diambil, misalnya diambil Zn. Kita mempunyai 0,183 mol Zn dan Zn bereaksi dengan S dengan perbandingan mo 1:1. Kita membutuhkan 0,183 mol S agar semua Zn  habis terpakai, tetapi kenyataanya kita mempunyai 0,202 mol S dalam campuran sehingga jumlah S-nya berlebih. Dengan demikian S masih tersisa, sedangkan semua Zn sudah habis beraksi. Ini berarti Zn merupakan reaktan pembatas.
0,202 mol S membutuhkan 0,202 mol Zn agar reaksi sempurna, tetapi kita hanya mempuyai 0,183 mol Zn. Selama dalam campuran jumlah Zn tidak cukup untuk direaksikan dengan semua belerang, maka Zn merupakan reaktan pembatas.
(b). Oleh karena Zn merupakan reaktan pembatas, jumlah Zn yang tersedia (0,183 mol) dapat digunakan untuk menghitung jumlah hasil reaksi yang terbentuk. Dari koefisien persamaan reaksi :
1 mol Zn ↔ 1 mol ZnS
Kita peroleh mol Zn bereaksi menjadi mol ZnS. Kemudian kita gunakan massa rumus ZnS (97,5 gr/mol) untuk mengubah mol ZnS menjadi gram.
1 mol ZnS = 97,5 g ZnS
Jawaban soal ini menjadi :
(c). Zn merupakan reaktan pembatas, sedangkan belerang tersisa setelah reaksi selesai. Jumlah sisa belerang adalah perbedaan jumlah S yang semula tersedia (0,202 mol S) dengan jumlah belerang yang direaksikan dengan Zn (0,183 mol S)
mol S sisa = (0,202-0,183) mol S = 0,019 mol S
Kemudian kita ubah menjadi gram S :
Dengan demikian, ketika reaksi selesai, masih 0,61 g S.

Daftar Pustaka :
1.    Necel. 2009. Pengertian Prosedur. http://necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/. Diakses tanggal 9 September 2013
2.    Jaliu. 2010. Pengertian Fakta, Prinsip dan Konsep. http://jalius12.wordpress.com/2010/04/18/pengertian-fakta-prinsip-dan-konsep/. Diakses tanggal 9 September 2013
3.    Brady, James E. Kimia Universitas (Asas dan Struktur). Jakarta : Binarupa Aksara
4.    Prasetiawan Widi. 2009. Kimia Dasar 1. Jakarta : Cerdas Pustaka




1 komentar:

  1. Casino Resort & Spa Announces Reopening for All - JSHub
    Casino Resort bet analysis & 동해 출장마사지 Spa is 출장안마 now open for business. 성남 출장마사지 and hotel guests 제천 출장안마 may enjoy the hotel and spa's non-smoking rooms. hotel hotel hotel room

    BalasHapus