TUGAS TELAAH ISI KURIKULUM KIMIA SEKOLAH
Disusun
Oleh :
Kelompok 3
Yuniar Pandegirot
Fersi Silom
Yuliana Lesawengen
Gifen Piara
Kelas : A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
DEFINISI
·
Fakta :
Fakta (bahasa latin :
factus) ialah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data
keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan. Fakta seringkali
diyakini orang banyak (umum) sebagai hal yang sebenarnya, baik karena mereka telah
mengalami kenyataan-kenyataan dari dekat maupun karena mereka dianggap telah
melaporkan pengalaman orang lain sesungguhnya.
Dalam istilah keilmuan fakta adalah suatu hasil pengamatan yang objektif
dan dapat dilakukan verifikasi oleh
siapapun.
Fakta ilmiah sering
dipahami sebagai suatu entitas yang ada dalam suatu struktur sosial atau
kepercayaan, akreditasi, dan praktik individual yang kompleks.
·
Konsep
Konsep dapat dipahami
sebagai gambaran umum dari suatu ide atau gagasan dari sistem penalaran. Biasanya
gambaran umum itu sifatnya abstrak. Dalam sistem penalaran, kita harus
memberikan batas atau ruang lingkup agar jelas berbeda sesuatu dengan yang
lain, baik bentuk, sifat atau material dari ide atau gagasan tersebut.
·
Prinsip
Prinsip dapat
dipahami sebagai ketentuan yang harus ada atau
harus dijalankan. Atau boleh juga dan dapat berarti suatu aturan umum
yang dijadikan sebagai panduan. Prinsip berfungsi sebagai dasar (pedoman)
bertindak, bisa saja sebagai acuan proses dan dapat pula sebagai target
capaian. Prinsip biasanya mengandung hukum causalitas atau hubungan sebab dan akibat.
PRINSIP :
KADAR ZAT
Hasil Teoritis dan Hasil Presentase
Hasil teoritis dari
suatu hasil merupakan hasil maksimum yang mungkin dapat diperoleh jika reaktan
hanya menghasilkan senyawa tersebut
tanpa adanya reaksi samping. Hasil reaksi ini diperoleh dengan menggunakan
persamaan reaksi yang terjadi pada reaksi ini dan menghitung jumlah hasil
reaksi yang terbentuk dari jumlah reaktan yang diketahui.
Hasil presentase adalah
ukuran efisiensi suatu reaksi dan disebut sebagai :
Konsentrasi Molar
Konsentrasi molar atau molaritas dengan simbol M, adalah suatu
istilah yang berkaitan dengan stoikiometri suatu reaksi dalam larutan.
Molaritas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut dalam larutan dibagi
dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
FAKTA :
PERHITUNGAN KIMIA
Perhitungan Berdasarkan Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi dapat
diartikan bermacam-macam. Sebagai contoh dapat kita ambil pembakaran etanol C2H5OH,
alkohol yang dicampur dengan bensin dalam bahan bakar yang disebut gasohol.
C2H5OH
+ 3O2 → 2CO2 + 3H2O
Pada tingkat molekul
yang submikroskopik, kita dapat memandang reaksi tersebut sebagai reaksi antara
molekul-molekul individu.
1 molekul C2H5OH
+ 3 molekul O2 → 2 molekul CO2 + 3 molekul H2O
Perbandingan antara
atom suatu unsur yang digunakan untuk membentuk suatu senyawa sama dengan
perbandingan jumlah molekul atom yang dugunakan. Perbandingan atom dan
perbandingan molekul adalah sama (identik).
Cara
ini dapat digunakan untuk reaksi kimia. Perbandingan antara molekul yan
bereaksi atau yang terbentuk sama dengan perbandingan antara mol dari zat
tersebut yang bereaksi
atau yang terbentuk. Jadi untuk pembakaran etanol, dapat ditulis;
1 mol C2H5OH
+ 3 mol O2 → 2 mol CO2 + 3 mol H2O
Reaksi ini tidak selalu
dimulai dari 1 mol C2H5OH. Jika dibakar 2 molekul etanol, maka:
2 mol C2H5OH
+ 6 mol O2 → 4 mol CO2 + 6 mol H2O
Dengan demikian kita
dapat mereaksikan etanol sebanyak yang kita inginkan. Akan tetapi, selalu
djumpai bahwa satu molekul C2H5OH membutuhkan tiga kali
lebih banyak molekul
O2 dan setiap satu molekul C2H5OH yang dipakai terbentuk 2 molekul CO2 dan 3 molekul H2O.
O2 dan setiap satu molekul C2H5OH yang dipakai terbentuk 2 molekul CO2 dan 3 molekul H2O.
KONSEP :
·
PEREAKSI
PEMBATAS
Pada
saat melakukan reaksi kimia, tidak selalu jumlah yang direaksikan sesuai dengan
jumlah stoikiometri, yang artinya, Menentukan jumlah yang proporsional dengan persamaan reaksi yang setimbang.
Reaktan
yang habis pertama kali disebut pereaksi pembatas, artinya jumlah maksimum
produk yang dihasilkan bergantung seberapa banyak reaktan semula.
Ketika
reaktan yang digunakan semula habis, maka tidak akan lagi dibentuk produk.
Pereaksi berlebih adalah reaktan yang disediakan secara kuantitatif lebih besar
dari pada yang seharusnya bereaksi dengan sejumlah tertentu pereaksi pembatas.
Dalam
perhitungan stoikiometri yang melibatkan pereaksi pembatas, langkah pertama
adalah tentukan reaktan mana yang digunakan sebagai pereaksi pembatas. Kemudian
pereaksi pembatas yang telah diidentifikasi, diselesaikan sebagaimana dalam
penentuan jumlah reaktan dan produk dalam penjelasan sebelumnya.
Perhitungan
reaktan pembatas yang digunakan dalam suatu reaksi :
Jika kita mereaksikan
senyawa kimia, biasanya kita tidak memperhatikan beberapa jumlah reaktan yang
tepat supaya tidak terjadi kelebihan reaktan-reaktan tersebut. Sering terjadi,
satu atau lebih reaktan berlebih dan apabila hal ini terjadi, maka suatu
reaktan sudah habis digunakan sebelum yang lainnya habis. Sebagai contoh, 5 mol
H2 dan 1 mol O2 dicampur
dan terjadi reaksi dengan persamaan reaksinya :
2H2 + O2
→ 2H2O
Koefisien reaksi itu
mengatakan bahwa dalam persamaan tersebut 1 mol O2 akan mampu
bereaksi seluruhnya karena kita mempunyai lebih dari mol H2 yang
diperlukan. Dengan kata lain, terdapat lebih dari cukup H2 untuk bereaksi sempurna dengan semua O2.
Kenyataannya, karena kita memula dengan 5 mol H2, kita dapat
mengharapkan bahwa ketika reaksi selesai, ada 3 mol H2 yang tersisa
tanpa bereaksi.
Dalam contoh ini, O2
diacu sebagai reaktan pembatas karena apabila habis, tidak ada reaksi lebih
lanjut yang dapat terjadi dan tidak ada lagi produk (H2O) dapat
terbentuk. Apabila dikatan dengan cara lain, dalam campuran khusus 1 mol O2
dan 5 mol H2, banyaknya O2 inilah yang membatasi
banyaknya H2O yang dapat terbentuk.
Dalam memecahkan soal
“reaktan pembatas” , kita harus mengenali mana yang merupakan reaktan pembatas.
Kemudian, kita hitung banyaknya produk yang terbentuk yang didasarkan pada
banyaknya reaktan pembatas yang tersedia, seperti ditunjukkan dalam contoh
berikut.
Soal
:
Seng dan belerang
direaksikan membentuk seng sulfida, suatu zat yang digunakan untuk melapisi
permukaan bagian dalam tabung monitor TV. Persamaan reaksinya adalah :
Zn + S → ZnS
Dalam percobaan, 12,0
g Zn dicampur dengan 6,50 g S dan dibiarkan bereaksi :
a.
Mana yang merupakan reaktan
pembatas ?
b.
Berapa gram ZnS yang
terbentuk, berdasarkan reaktan pembatasan yang ada dalam campuran ?
c.
Berapa gram sisa reaktan
yang lain, yang akan tetap tidak bereaksi dalam eksperimen ini ?
Analisis
:
(a). Untuk mengetahui
reaktan pembatas, kita pilih satu reaktan dan hitung jumlah reaktan lain yang
dibutuhkan agar reaksi terjadi. Kemudian kita bandingkan jumlah yang dibutuhkan
dan jumlah yang tersedia. Setelah dihitung (perhitungan dapat dilihat pada
bagian “jawaban”), diperoleh Zn sebagai reaktan pembatas.
(b). Setelah
diketahui jumlah reaktan pembatas yang dibutuhkan, kita dapat menggunakannya
untuk menghitung hasil reaksi yang akan diperoleh (perhitungan ini adalah
perhitungan stoikiometri umum yang telah kita pelajari).
(c). Setelah seng
diketahui sebagai reaktan pembatas, maka harus tersisa belerang yang berlebih
setelah reaksi selesai. Berdasarkan perhitungan jumlah seng yang tersedia, maka
dapat kita hitung jumlah belerang yang akan bereaksi. Perbedaan jumlah belerang
yang tersedia dengan jumlah yang digunakan merupakan jumlah belerang sisa yang
tidak terpakai.
Penyelesaian
:
(a). Untuk memudahkan
perhitungan (perhitungan secara stoikiometri), sebaiknya perhitungannya dalam
mol. Dengan demikian, jumlah gram setiap reaktan diubah menjadi mol.
Sekarang ambil salah
satu reaktan dan hitung berapa jumlah reaktan lainnya agar reaksinya terjadi.
Tidak menjadi masalah rekatan mana yang akan diambil, misalnya diambil Zn. Kita
mempunyai 0,183 mol Zn dan Zn bereaksi dengan S dengan perbandingan mo 1:1.
Kita membutuhkan 0,183 mol S agar semua Zn
habis terpakai, tetapi kenyataanya kita mempunyai 0,202 mol S dalam
campuran sehingga jumlah S-nya berlebih. Dengan demikian S masih tersisa,
sedangkan semua Zn sudah habis beraksi. Ini berarti Zn merupakan reaktan
pembatas.
0,202 mol S membutuhkan
0,202 mol Zn agar reaksi sempurna, tetapi kita hanya mempuyai 0,183 mol Zn.
Selama dalam campuran jumlah Zn tidak cukup untuk direaksikan dengan semua
belerang, maka Zn merupakan reaktan pembatas.
(b). Oleh karena Zn
merupakan reaktan pembatas, jumlah Zn yang tersedia (0,183 mol) dapat digunakan
untuk menghitung jumlah hasil reaksi yang terbentuk. Dari koefisien persamaan
reaksi :
1 mol Zn ↔ 1 mol ZnS
Kita peroleh mol Zn
bereaksi menjadi mol ZnS. Kemudian kita gunakan massa rumus ZnS (97,5 gr/mol)
untuk mengubah mol ZnS menjadi gram.
1 mol ZnS = 97,5 g ZnS
Jawaban soal ini
menjadi :
(c). Zn merupakan
reaktan pembatas, sedangkan belerang tersisa setelah reaksi selesai. Jumlah
sisa belerang adalah perbedaan jumlah S yang semula tersedia (0,202 mol S)
dengan jumlah belerang yang direaksikan dengan Zn (0,183 mol S)
mol S sisa =
(0,202-0,183) mol S = 0,019 mol S
Kemudian kita ubah
menjadi gram S :
Dengan demikian, ketika
reaksi selesai, masih 0,61 g S.
Daftar Pustaka :
1. Necel.
2009. Pengertian Prosedur. http://necel.wordpress.com/2009/06/28/pengertian-prosedur/.
Diakses tanggal 9 September 2013
2. Jaliu.
2010. Pengertian Fakta, Prinsip dan Konsep. http://jalius12.wordpress.com/2010/04/18/pengertian-fakta-prinsip-dan-konsep/.
Diakses tanggal 9 September 2013
3. Brady,
James E. Kimia Universitas (Asas dan Struktur). Jakarta : Binarupa
Aksara
4. Prasetiawan
Widi. 2009. Kimia Dasar 1. Jakarta : Cerdas Pustaka
Casino Resort & Spa Announces Reopening for All - JSHub
BalasHapusCasino Resort bet analysis & 동해 출장마사지 Spa is 출장안마 now open for business. 성남 출장마사지 and hotel guests 제천 출장안마 may enjoy the hotel and spa's non-smoking rooms. hotel hotel hotel room